Selasa, 10 April 2018

Kegiatan Pengabdian Masyarakat



Peran Mahasiswa dalam Pengabdian Masyarakat Perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi
_Arifannisa_
STKIP Kusuma Negara Cijantung
4 Februari 2018   10:10 


"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali”
― Tan Malaka, Madilog

“...Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncangkan dunia!!”
– Ir. Soekarno

Kutipan bermakna yang dikutip dari Founding Father Indonesia adalah gambaran kemampuan sebagai agent of change/agen perubahan.

Mahasiswa adalah kaum intelek muda yang (seharusnya) menjadi garda terdepan dalam memperbaiki kondisi bangsa, mereka adalah 3% rakyat Indonesia yang juga seharusnya menjadi pemicu untuk perubahan masif oleh lebih dari 37% pemuda Indonesia. Apabila terjadi ketidakadilan, mahasiswalah yang harus pertama kali menyadarinya, sehingga tak salah apabila mahasiswa dikatakan sebagai penyambung lidah rakyat.

Berbicara mengenai Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia, berarti berbicara tentang visi perguruan tinggi Indonesia. Visi perguruan tinggi tersebut ditujukan agar perguruan tinggi dapat melahirkan manusia unggul yang memiliki rasa tanggung jawab dan ingin lebih bermanfaat khususnya untuk bangsa. Kata Tri Dharma dapat diartikan sebagai tiga janji yang mencakup Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Dharma “pengabdian kepada masyarakat” oleh perguruan tinggi seringkali dikonotasikan sebagai suatu kegiatan pemberian bantuan dan pelayanan secara cuma — cuma kepada kelompok masyarakat yang lemah, tidak mampu secara ekonomis, dan berada dalam kodisi keterbelakangan. Konotasi semacam itu adalah akibat dari kesalahan dalam menafsirkan istilah “pengabdian” terbatas sebagai suatu “kegiatan tanpa pamrih”. Padahal, kegiatan pemberian bantuan dan pelayanan tersebut hanya merupakan salah satu bentuk dari berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh perguruan tinggi, dan tidak selalu harus dilakukan secara cuma-cuma. Di samping itu, semua komponen organisasi perguruan tinggi dapat melaksanakan dharma pengabdian kepada masyarakat ini, karena pelaksanaan darma tersebut tidak hanya menjadi tugas dan kewajiban dari lembaga fungsional seperti lembaga pengabdian kepada masyarakat yang telah dibentuk secara khusus oleh perguruan tinggi. Dosen (baik secara pe-orangan maupun kelompok), laboratorium, jurusan, serta pusat penelitian, juga dapat melaksanakannya sesuai dengan bentuk kegiatan pengabdian yang relevan.

Kenapa harus mahasiswa?

Mahasiswa memiliki posisi, potensi, dan peran istimewa dibandingkan golongan akademik lainnya. Mahasiswa juga memiliki kebebasan dalam “bergerak” karena belum terikat kepentingan — kepentingan yang dapat melunturkan idealisme mereka. Ketika mahasiswa yang turun ke masyarakat, mereka seharusnya dapat menjadi representasi dari individu yang memiliki pemikiran dan niat yang tulus. Dari identitas tersebut, secara tersirat dapat menjelaskan bahwa mahasiswa mempunyai tangung jawab secara intelektual, sosial, dan moral kepada masyarakat.

Karena kekhasan fungsi tersebut, peran mahasiswa dapat disebut sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force dalam masyarakat dengan mengandalkan kemampuan dan kualitas masing-masing mahasiswa. Mahasiswa, dalam melaksanakan fungsi dan kewajiban tersebut, sudah banyak diwadahi dengan komunitas berbasis keilmuan maupun minat, dengan beragam latar belakang, visi wadah, dan kemampuan masing-masing. Keberagaman ini juga dapat memicu adanya kolaborasi yang sinergis antara dua wadah atau lebih sehingga menjadi sangat mungkin untuk berpikir bahwa kegiatan pengabdian masyarakat menjadi sesuatu yang menarik dan bervariatif tetapi dengan tetap memegang idealisme masing-masing kelompok.

Dalam bentuk apakah pengabdian masyarakat yang ideal dari optimalisasi kemampuan mahasiswa?

Pengabdian masyarakat adalah suatu gerakan proses pemberdayaan diri untuk kepentingan masyarakat. Pengabdian masyarakat seharusnya bersifat kontinual dan jangka panjang karena dalam membangun sebuah masyarakat dibutuhkan proses yang panjang. Banyak aspek yang harus disentuh untuk menjadikan suatu masyarakat itu baik, karakternya, budayanya, sampai pola pikirnya juga harus kita sentuh untuk benar-benar menciptakan sebuah masyarakat yang beradab.

Bentuk pengabdian masyarakat juga variatif, tak selalu terpaku pada bakti sosial kilat dengan sembako seadanya seperti yang dilakukan partai-partai politik menjelang pemilu. Menyelenggarakan pendidikan gratis atau memberdayakan sumber daya manusia suatu daerah, bahkan membeli produk lokal juga merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Suatu gerakan pemberdayaan masyarakat apapun bentuknya adalah bagian dari pengabdian masyarakat. Banyak contoh pengabdian masyarakat yang muncul dewasa ini dan mayoritas digagas oleh kaum intelek muda seperti Indonesia Mengajar, Indo Historia, atau LSM-LSM non-profit dan NGO.

Pengabdian masyarakat adalah bentuk aktualisasi dan eskalasi potensi dalam diri mahasiswa dengan ilmu yang sudah diterima, alangkah baiknya pengabdian masyarakat dikemas dengan bentuk yang sangat simpel dan sederhana tetapi menjawab permasalahan yang berada di masyarakat danmemiliki efek yang berkelanjutan. Mengingat bahwa kondisi kesibukan mahasiswa dan adanya tanggung jawab sosial, moral dan intelektual dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, maka terdapat beberapa bentuk pengabdian masyarakat, seperti :

1. Pendidikan berkelanjutan

Membantu dan mengajarkan pemahaman pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik (dalam hal ini adalah masyarakat) untuk memiliki kecerdasan tambahan tentang hubungan timbal balik antar lingkungan sosial, budaya dan alam serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam kegiatan pendidikan primer di sekolah.

2. Service :
Upaya memberikan sesuatu produk dan jasa dari hasil perundingan dua arah antara mahasiswa dan masyarakat dan pada akhirnya hasil yang didapatkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang ada. Pada hal ini, harus dilakukan pemetaan sosial

3. Rintisan usaha mandiri :
Upaya membantu untuk membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan ide kewirausahaan, modal, organisasi dan manajemen yang diatur dengan baik.

4. Charity :
Upaya memberikan sesuatu seperti barang dan jasa yang dilakukan secara massal dan persiapan sebentar. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran bermasyarakat dan menumbuhkan empati terhadap sesuatu, seperti : donor darah, kunjungan panti asuhan, dll.

Dengan membentuk masyarakat yang maju maka secara tak langsung akan terbentuk pula sebuah peradaban yang maju karena sebuah peradaban berawal dari kumpulan masyarakat yang saling mempengaruhi dan melengkapi. Seandainya ada satu saja masyarakat yang baik maka kebaikannya akan menular pada masyarakat yang lain dan sampai akhirnya seluruh masyarakat akan baik juga dari sebuah komunitas kecil kemudian tumbuh menjadi komunitas yang besar hingga masyarakat yang besar.

Untuk hal itulah mahasiswa ada,  mereka harus menjadi pemicu terbentuknya peradaban yang maju dengan pengabdian melalui pemberdayaan masyarakat sebagai awalannya karena pengabdian merupakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi dan sudah merupakan kewajiban bagi kaum akademik untuk memenuhinya. Selain itu, tuntutan akal dan etika juga akan membuat mahasiswa sadar akan kewajibannya sebagai seorang intelek.

Dalam menyelenggarakan sebuah bakti sosial sebagai sarana pengabdian masyarakat haruslah dipikirkan cara yang seefisien dan seefektif mungkin. Walaupun dengan dana seadanya namun haruslah bisa memberikan manfaat yang sedemikian banyaknya, lewat satu pengabdian namun harus menebarkan sejuta manfaat. Untuk itulah kreatifitas dan inovasi benar-benar dibutuhkan dalam mengonsep sebuah bakti sosial. Konten acara, bentuk persembahan, haruslah yang benar-benar dibutuhkan, sesuai dengan suatu wilayah dan mampu memberikan manfaat yang maksimal untuk masyarakatnya.

Oleh karena itu, dengan segala potensi dan fasilitas yang ada mahasiswa harus menjadi tonggak pengabdian masyarakat. Dengan intelegensia, kreatifitas, dan kepemimpinan yang tinggi apalagi dengan didukung fasilitas dan wadah yang memumpuni dari kampus, mahasiswa memiliki peran penting dalam pengabdian masyarakat. Apapun bentuk peranannya, mahasiswa dalam merancang gerakan pengabdian masyarakat semestinya memperhatikan segala aspek yang terkait dengan gerakan tersebut dan efeknya.

Sebagai mahasiswa harus bisa menciptakan sebuah pengabdian yang mempu menciptakan sejuta manfaat untuk masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar